Minggu, 10 November 2013

Kisah Dua Connector Pen Biru (Part 1)

Banyak orang yang menginginkan kami, spidol yang bisa disambung-sambungkan satu sama lain. Tapi mereka hanya menggunakannya untuk menggambar atau bermain-main saja. 



Kami adalah dua buah connector pen berwarna biru, yang selalu tinggal di dalam tempat pensil berwarna hitam milik seorang mahasiswi baru yang mempelajari ilmu sosial di sebuah universitas terkemuka. Yang satu berwarna biru muda, dan yang satu lagi berwarna biru tua. Tempat pensil itu selalu dibawanya setiap hari, dan dari semua alat tulis yang digunakannya, kamilah yang paling sering berpindah tangan. Maka dari itu, kami bisa dibilang istimewa.

Ya, mahasiswi baru itu selalu meminjamkan salah satu dari kami kepada tangan senior-seniornya untuk menandatangani buku yang harus dia bawa setiap minggunya. Inilah sepenggal kisah dari salah satu dari kami berdua.

Minggu Pertama

Pertama kali aku, si biru muda berpindah tangan, aku ada di tangan seorang gadis pemalu yang nampak modis dengan gaya berpakaian hijab style yang sedang menjadi tren belakangan ini.

Keesokan harinya, aku ada di tangan seorang pemuda tampan, tangguh dan pemberani, seorang pemimpin kritis yang selalu memberikan motivasi kepada setiap orang yang ditemuinya. Wah! Kesempatan langka untuk dipegang oleh seorang motivator seperti dia! Alangkah kagum mahasiswi baru tersebut, sekaligus bangga memiliki senior yang seperti dia.

Ternyata dia memiliki kebiasaan unik, yaitu pergi ke danau dekat perpustakaan dan merenung sambil menuliskan pikiran-pikirannya. Mahasiswa itu tidak tahu apabila seorang ketua Himpunan Mahasiswa memiliki kebiasaan seperti itu.

"Kak, aku pernah punya mimpi...dan kupikir mimpi itu tidak akan mungkin terwujud." ucap mahasiswi baru tersebut.

"Siapa bilang mimpimu itu aneh? Mimpimu dibilang aneh kalau ada yang menertawakan...dan kau lihat saja sendiri...apakah aku menertawakan mimpimu? Tidak, kan? Jadi, rawat mimpimu sampai dia besar dan terwujud!" kata senior motivator tersebut. Itulah kata-kata yang paling mahasiswi baru itu ingat dari senior tersebut.

Pada akhir minggu, aku ada di tangan seorang gadis cantik misterius yang jarang terlihat, tapi beruntungnya aku dapat ditangkap oleh tangan gadis itu. Aku merasa sangat takut melihat tatapan matanya yang intens dan menyeramkan.

Minggu Kedua

Aku jadi penasaran akan minggu ini, tangan siapa lagi yang akan memegangku.

Ternyata, aku dipegang lagi oleh seorang gadis berkerudung yang menyukai hal-hal yang berbau Korea. Mahasiswi pemilikku juga menyukai hal-hal yang berbau Korea, jadi dia mengobrol cukup panjang dengan senior yang satu ini.

Kemudian, aku digilir lagi oleh seorang pemuda humoris yang nampak santai dengan kehidupannya. Selama mahasiswi tersebut mengobrol dengan pemuda yang usianya berjarak dua tahun darinya ini, dia sering sekali tersenyum dan tertawa dan mengajaknya berfoto di tempat yang konyol -- di dalam elevator. Apalagi dia meninggalkan kesan dan pesan yang cukup menggelitik di buku yang harus dibawanya setiap minggu.

Minggu Ketiga

Minggu ini, aku berada di tangan dua orang malaikat yang menyamar menjadi manusia. Dan kebetulan minggu ini majikanku sedang merasa sakit-sakitan setelah mengikuti retret mahasiswa baru.

Mahasiswi itu melihat daftar wawancara untuk minggu ini, dan hatinya merasa kegirangan melihat sebuah nama yang terpampang di baris pertama. Nama salah seorang senior berwajah malaikat yang selama ini menjadi idolanya.

Segeralah dia mencari sang pemuda berwajah malaikat tersebut.

"Permisi...maaf, Kak. Kakak yang berwajah malaikat itu di mana ya?" tanya mahasiswi baru tersebut.

"Itu, dia di sana." tunjuk seorang senior yang dia tanya -- ke arah seseorang yang memang benar, dia yang berwajah malaikat. Tatapan matanya yang besar, sudah menunjukkan kesuciannya. Pemuda berwajah malaikat itu menoleh ke arahnya, dan mahasiswi itu tiba-tiba merasa percaya bahwa kiamat sudah dekat. Tanda-tandanya, banyak malaikat dari surga yang turun ke bumi.

Pemuda berwajah polos itu seakan-akan menampakkan diri dengan dua sayap besar berwarna putih yang tiba-tiba muncul dibalik kedua punggungnya dan cahaya yang menyelimuti tubuhnya.

"Kak...saya mau mewawancarai Kakak...sebentar saja. Boleh, kan?"

Senior itu mengeluarkan senyum manisnya dan menganggukkan kepalanya. 

"Boleh, kita mengobrol di sana saja ya..." ajak senior berwajah malaikat tersebut.

Pada akhirnya mereka mengobrol panjang lebar, ternyata senior tersebut juga berhati malaikat. Lama kelamaan sang mahasiswi ingin menjadikan seniornya itu sebagai malaikat pelindungnya.

"Maaf, ya Kak...suara saya aneh...saya baru saja terkena flu karena efek acara di kolam renang kemarin. Makanya saya bawa-bawa tisu terus ke sini."

"Oh nggak apa-apa, kok...aku juga baru kemarin kena flu. Aku capek latihan sepak bola kemarin..."

"Omong-omong, setahu saya malaikat itu turun ke bumi untuk menjadi malaikat pelindung seseorang, bukan? Nah, apakah Kakak sudah menjadi malaikat pelindung seseorang?" tanya mahasiswi itu.

Dan apa jawaban yang diberikan senior itu?

"Sudah sejak lama...dia juga kuliah di fakultas ini, tetapi berbeda jurusan denganku." jawabnya. Seketika, hati mahasiswi itu hancur. Pencariannya untuk seorang malaikat pelindung yang selama ini diinginkannya gagal total.

"Ya sudah, Kak...saya minta tanda tangan Kakak..." ucap mahasiswi baru itu. Pemuda berwajah malaikat itu meraih tubuhku dan menandatangani buku itu, kemudian menggambar sesuatu di sebelah kanan tanda tangannya.

"Gambar apa, Kak?"

"Aku lagi gambar bintang, biar tanda tangannya beda dari yang lain. Biarpun aku bukan malaikat pelindungmu, tapi kamu harus selalu ingat aku." jawabnya, kemudian dia mengeluarkan senyum manisnya yang khas.

Hari berikutnya, mahasiswi itu menemui seorang senior wanita berwajah kalem, sama seperti seorang malaikat penyembuh. 

"Maaf, Kak...aku sedang batuk-batuk begini...jadi suara saya agak aneh..."

"Kamu nggak apa-apa, kan? Udah agak baikan?" tanya senior wanita tersebut.

"Iya, orang tua saya meminta saya untuk bolos kuliah hari ini. Tapi saya ada janji wawancara Kakak, mengerjakan tugas kelompok dan ada kelas seni yang harus saya hadiri nanti sore."

Saat itu mahasiswi itu sedang terkena batuk-batuk dan memaksakan dirinya untuk kuliah hari ini. Ajaibnya setelah berbicara dengan senior tersebut, perlahan-lahan penyakit ringannya mulai sembuh. Kemudian, tangan lembut malaikat penyembuh tersebut meraihku dan menggoreskan tanda tangannya di atas buku itu.

Bersambung...

Sabtu, 26 Oktober 2013

The Story of A x A


Sebuah kisah yang anonim dan ambigu...


source


Manusia normal itu bagaikan magnet yang terbagi menjadi dua jenis kutub, kutub positif dan kutub negatif. Kutub positif pasti akan tertarik dengan kutub negatif, bukan? Aku dapat menganalogikan diriku sebagai sebuah magnet yang aneh, yang tidak tertarik pada kutub yang berbeda. Ya, diriku ini entah kenapa bisa tertarik pada kutub yang sama. Padahal, biasanya aku tertarik pada kutub yang berbeda selayaknya seorang manusia normal.

Awal bulan September. Aku ingat, sebuah peristiwa di mana aku dan dia pertama kali bertemu. Dia segera tahu namaku tanpa berkenalan terlebih dahulu.

"Halo, gue sering lihat lo tapi gue lupa nama lo siapa. Padahal kita, kan  kuliahnya satu jurusan...parah banget, ya gue. Hehehe..." gurauku.

"Nggak apa-apa, kok. Gue bukan lo yang populer. Kata anak-anak di kampus, sih lo baik dan senyum lo juga manis." tuturnya. Jadi tadi itu... aku dirayu oleh sesama kutub positif? Yah, paling dia hanya bercanda.

"Ah, lo bisa aja! Eh...lo bilang senyum gue manis? Gila, gue masih normal!"

Dia hanya tertawa. Ya, orang-orang bilang aku memang populer. Jadi wajar saja kalau banyak yang tahu namaku. Dan aku berani mengakui kalau dia memang, yah...sedikit memiliki pemikiran dan sifat yang nyeleneh. Tetapi, entah apa alasannya aku tahan dengan sifatnya yang aneh seperti itu. Di sisi lain aku kagum padanya karena dia memiliki otak yang cerdas dan dia sering membantuku apabila ada kesulitan dalam memahami buku-buku tebal yang menjadi makanan kami sehari-hari.

Awalnya kami hanya terlihat sebagai teman kos biasa, yang sering belajar bersama, dan menjalani senang susah sebagai dua orang mahasiswa yang tinggal di rumah kos yang sama. Dia sering bercerita padaku tentang seseorang yang lain.

Anehnya, aku sering dibanding-bandingkan dengan orang lain yang dia ceritakan berulang-ulang kepadaku. Memangnya apa kurangnya aku sebagai sahabat? Siapa dia? Aku jadi penasaran.

Hingga pada suatu hari di pertengahan bulan Oktober, dia berhenti menceritakan tentang orang tersebut, dan terus- terusan mendekatiku, menyentuhku seakan-akan aku adalah pengganti orang yang selama ini ceritakan padaku. Dia bercerita kepadaku, bahwa selama ini orang itu tidak memperdulikannya dan dia menyadari bahwa akulah yang lebih peduli padanya.

Aku sudah biasa disentuh-sentuh seperti itu, teman-teman di sekolahku yang dulu sering memperlakukanku seperti itu meskipun tujuannya hanya sekedar untuk bergurau. Tetapi, mengapa aku bisa menikmati hal ini? Kurasa aku akan tertarik ke kutub magnet yang sama, alias jatuh cinta dengan sahabatku sendiri.

Tidak! Aku tidak boleh menjadi seorang penyimpang sosial!

Suatu malam menjelang akhir bulan November, aku merasa benar-benar jatuh cinta padanya. Tuhan, tolong aku! Jangan biarkan aku jatuh dalam dosa!

"Gue baru pulang, nih...maaf gue harus bikin lo nunggu lama." kataku dengan nada lesu.

"Nggak apa-apa, kok. Gue tahu lo sibuk dan capek banget, jadi lo langsung istirahat di kamar aja. Nanti lo nggak bisa kuliah besok kalau lo nggak cukup istirahat. Sebenernya gue juga capek nungguin lo... jadi malem ini kita istirahat bareng." ajaknya.

"Langsung tidur? Bukannya kita harus makan malam dulu, ya?" tanyaku bingung.

"Ini tanggal tua, tahu! Kita nggak ada uang buat makan. Tunggu...apa mendingan gue makan lo aja, ya?"

"Hah? Maksud lo apa? Sumpah, gue bingung sama jalan pikiran lo." kataku dengan nada cemas. Aku cemas dia akan melakukan hal yang tidak-tidak padaku.

"Ikut gue. Sekarang." ajaknya dengan nada bicara yang berubah menjadi lebih dingin.

Dia menggenggam dan menarik tangan kananku. Aku ditarik masuk ke dalam kamar tidur, dan dia mendorongku ke arah kasur. Tiba-tiba saja, dia menautkan bibirnya di bibirku.

"Ngapain tadi lo tadi nyium gue?" tanyaku setelah adegan ciuman mendadak ini selesai.

"Jujur, lo itu manis." katanya sambil meraba-raba wajahku.

"Maksud lo apa? Stop! Gue nggak suka kalau ini semua udah melewati batas!" ujarku marah.

Dia tidak mau berhenti, dia melepaskan semua rajutan di tubuhku dan terus mengeksplor setiap inci tubuh mungilku, dan memainkan tubuhku seperti boneka. Mataku resah menatap jam dinding kamarku yang terus berdetak. Kapan jam penyiksaan ini berakhir?

"Gue udah nggak tahan! Sakit! Stop!" jeritku.

"Mungkin lo bisa bilang enggak, tapi kalau ternyata tubuh lo pengen lebih ya...mana bisa gue berhenti?"

Aku sudah lelah dan risih dengan segala rangsangan yang memenuhi sekujur tubuhku ini, namun di sisi lain aku adalah seorang masokis yang menikmati sentuhan jemari yang bagaikan silet-silet yang mengiris kulitku.

Keesokan paginya aku memutuskan untuk mengepak barang-barangku karena orangtuaku meminta aku untuk kembali ke rumah. Orangtuaku mengatakan bahwa aku harus kembali karena ibuku sakit parah. Sesungguhnya aku tidak mau pulang dengan rupa seperti makhluk aneh, dan  mereka tidak akan rela kalau tahu anaknya menyimpang. Tetapi di sisi lain, aku sangat menyayangi ibuku dan aku tidak mau setiap malam dia mengigau memanggil nama anaknya. Pada akhirnya, aku meninggalkan dia yang resah karena tidak ada aku lagi, sesosok tubuh mungil yang bisa disentuhnya setiap malam -- tanpa pamit.

Aku akhirnya memutuskan untuk pulang dengan bunga-bunga mawar yang membekas di sekujur tubuhku, dan kenangan akan bekas rangsangan saraf yang lukanya masih terasa bagaikan irisan silet di atas kulitku.Terpikir untuk meminta maaf padanya karena aku meninggalkannya tanpa pamit, tetapi aku tidak akan sempat. Aku meninggalkan dia karena keterpaksaan semata, sesungguhnya kalau aku mau aku akan tetap di situ.

Sebab aku berani mengakui, kalau aku sudah jatuh cinta pada sahabatku sendiri. Dan selamanya aku akan tertarik pada kutub yang sama.

Minggu, 15 September 2013

How to Name Your OCs?

Haaai...Anya balik lagi setelah banyak tugas kuliah yang numpuknya naujubilaah...sekarang Anya mau ngasih tahu kalian, gimana caranya ngasih nama karakter kalau kamu mau bikin cerita. Mungkin kalian nanya apa pentingnya nama, sih?

Nama, kan bagian dari identitas seseorang di mana kita bisa mengenal banyak hal tentang orang itu. Memangnya, dari nama itu kita bisa tahu apa aja, sih? Kalau kita tahu namanya, ada beberapa pertanyaan yang sebenernya udah ada jawabannya.

1.) Hallo, kamu dari mana asalnya ya?




Udah jelas kan, kalo Joko itu orang Jawa, Afung itu keturunan Tionghoa, Mariko itu pasti cewek Jepang, Friedrich cowok Jerman/Austria/Swiss and so on? Jadi...,kalian gak usah nanya sama orang (asing) yang baru kamu kenal kalo kamu tahu bagaimana tipe-tipe dan format namanya dia. Kebanyakan warga dunia pasti pake format nama depan plus nama belakang.

Contohnya gini, nih (maaf, ya pinjem nama anak orang bentar gapapa, kan?):
- Adrianne (pasti nama depan, kan nih?) Svensson (inilah marganya)
- Antti Iisalo (formatnya sama kayak di atas)

Antti? Dia itu cowok atau cewek sih?

Gimana ya, jelasinnya? Aku jadi bingung...ya udah mendingan jangan dibahas. Ntar bahasannya jadi panjang banget.

Nah, buat pengecualian...di Asia Timur, format nama kebalikan yang di atas. Do you need some examples? Okay!

- Kanegawa (ini marga) Toshiro (kamu panggil dia pakai nama ini)
- Kim Mi So (idem)

2.) Kamu anaknya siapa, sih?

Lo apain anak gue? Hah!


Lho, kok kita bisa tahu kalau dia anaknya siapa?

Ada yang pernah denger istilah patronym? Patronym itu bagian dari nama orang yang menandakan adanya garis keturunan dari bapaknya. Gak harus bapak juga, kakek atau kakek buyut juga bisa sih...pokoknya nama dari garis keturunan bapak itu ada di namanya. Biasanya ada di negara-negara yang pakai tradisi patrilineal atau menghitung garis keturunan bapak. Patronym ini paling common ada di nama belakang, biarpun sekarang udah jarang dipakai karena dianggep ngerepotin banget.

Ngerepotin gimana?

Ya, iyalah. Nama ada sekitar 200.000-an dan penduduk dunia ada 7 miliar. Berarti ada peluang buat banyak orang untuk punya nama yang sama, kan. Nanti kalau ditanya "Kamu anaknya Mr. John, ya?", terus bingung John yang mana saking banyaknya yang namanya John di dunia ini.

Tapi ada beberapa negara di dunia yang masih pakai patronym ini. Contohnya di Rusia dan di beberapa negara Eropa Timur. Ini aku kasih bagaimana format nama cewek dan cowok di Rusia sana.

-Cewek: (nama depan) + (nama ayah)-ovna/yevna/ichna (ini tergantung nama bapaknya siapa, ya?) + (marga)-ova
-Cowok: (nama depan) + (nama ayah)-ovich/yevich/ich + marga (-ov)

Bingung sama rumusnya? Sini aku kasih contoh penggunaannya. Misalkan, ada orang Rusia namanya Alexander Kuschenkov, punya dua orang anak. Namanya Ekaterina sama Vladimir. Kalau kita intip akte kelahiran mereka, jadinya bakalan kayak gini.

- Ekaterina Alexandrovna Kuschenkova
- Vladimir Alexandrovich Kuschenkov

Kasus patronym di nama belakang itu masih ada di sebuah negara yang bernama Eslandia. Ini beneran diturunin dari nama bapaknya. Seriusan? Ini ada rumus dan pembuktiannya.

-Cewek: (nama depan) + (nama ayah)-sdottir
-Cowok: (nama depan) + (nama ayah)-sson

Jadi, misalkan ada orang Eslandia namanya Johann. Dia punya dua orang anak cowok sama cewek, namanya Eirikur sama Kata. Di akte kelahiran resmi mereka sebagai warga negara Eslandia yang baik, ramah, sopan dan rajin menabung (halah!), nama mereka ditulis kayak gini.

-Kata Johannsdottir
-Eirikur Johannsson

Ternyata, negara tetangga kita Malaysia sama Brunei juga pake sistem patronym ini. Formatnya kira-kira sama kayak nama yang ada di batu nisan kuburan Islam di negara kita. Mau bukti? Sini aku pinjem nama anak orang yang gak pernah diurus sama bapaknya sendiri.

-Fazura binti Nan
- Haqeem bin Makmor

Ngerti, kan soal patronym? Ya, udah lanjut!

3.) Kamu tuh kaya, tajir, borjuis, miskin, kere, ato proletar?


Jangan macem-macem ama gue!
Cium jempol kaki gue, gak mau tahu!

Beneran, jangan berani-berani tanya kayak gitu ke orang yang namanya ada embel-embelnya. Bisa-bisa kamu langsung digampar sampe mati! Pokoknya hati-hati aja kalau kamu ketemu orang yang punya embel-embel kayak gini. Harus jaga sikap, merunduk dan cium (jempol) kakinya yang agung! Hahaha...nggak deng, menurut aku mereka juga manusia biasa seperti kita :)

- Jawa: Raden, Raden Mas, Raden Ayu, Raden Ajeng, dsb.
- Bali: Anak Agung, Gusti, Cokorda dsb.
- Makassar/Bugis: Andi, Daeng, Karaeng
- Aceh: Teuku, Cut
- Palembang: Nyimas, Kemas/Kiemas
- Jerman/Austria: pokoknya namanya ada von blabla, atau von der blablabla, bisa juga zu blablabla. Tapi kalo di Austria kamu gak bakalan ketemu orang yang namanya ada embel-embel kaya gini. Soalnya udah dilarang sejak tahun 1919. :)
- Perancis: du blablabla atau d'blabla
- Spanyol: de blablabla
- Swiss: von blablabla ato de blablabla

Lah, kenapa harus gitu? Karena menurut teorinya Karl Marx kalo gak salah orang-orang yang bisa punya embel-embel ini adalah kaum borjuis alias kaum orang-orang kaya yang keturunan BANGSAWAN. Ketauan kan seberapa berkelasnya dia?

Nah, gimana kalau yang kaum proletar alias kelas pekerja? Ternyata, beberapa nama belakang itu mencerminkan pekerjaan tertentu orang zaman dulu, lho. Tapi, orang kayak gini jangan langsung dicap miskin. Ini contohnya:

- Yang jagain penggilingan gandum: Miller, Millar, Muller
- Tukang roti: Baker, Backer
- Tukang kayu: Carpenter, Zimmermann, Carpentier, Carpentiro
- Tukang jahit: Taylor, Schneider dsb.

Semua yang aku jelasin sekarang tuh teori zaman dulu. Kalo sekarang udah gak berlaku mungkin.

By the way, ini ada sedikit tips kalau mau ngasih nama karakter tapi kepepet. Jadi...kamu main-main aja sama nama orang yang kamu kenal atau emang terkenal.

Gimana maininnya? Ambil nama-nama yang menurut kamu unik, terus jadiin satu pake salah satu rumus ini.

(Nama Depan + Nama Depan) = Ausi Dirgantara (dua-duanya nama depan seniornya Anya yang ketjeh badai *ditimpukinseniorpakailaptop)
(Nama Depan + Nama Tengah/Belakang)= Kezia Naftalia (Kezia nama temen Anya, Naftalia nama tengah guru Jerman Anya dulu pas SMA)
(Nama Tengah/Belakang + Nama Depan) kebalikannya yang atas = Yoanita Kirana (dua-duanya nama teman Anya)
(Nama Tengah/Belakang + Nama Tengah/Belakang)= Alaika Rahadian (dua-duanya nama belakang senpai Anya yang ketjeh badai lagi)

Jadi aneh-aneh, kan namanya? Hehehe...sorry ya semua orang yang merasa Anya pinjem namanya. Cukup segini dulu, ya! Lain kali kita bertemu di lain waktu, bye!

Jumat, 16 Agustus 2013

Randumb Facts About Me (and my OCs)


1. Bisa menggambar perspektif dengan baik dan benar
2. Punya sense of fashion yang oke banget
3. Lagi pacaran sama cowok Jerman
4. Suka hal-hal yang berbau Eropa
5. Menguasai 10 bahasa internasional, 7 bahasa daerah dan 12 bahasa planet.
6. Bisa memprogram komputer dan menciptakan software pemusnah massal.
7. Tinggi badan di bawah rata-rata global
8. Kerja sampingan sebagai fotojurnalis di majalah NatGeo
9. Vokalis grup band aliran black metal
10. Agak canggung kalo ngomong ama cowok (ganteng)
11. Sering tidur dalam keadaan bugil
12. Punya nama yang panjangnya gak ketulungan ampe susah dibaca 
13. Anak tunggal dari keluarga keturunan bangsawan
14. Paling jago matematika dan fisika
15. Kuliah jurusan teknik mesin di Berlin Technical University
16. Pengagum karya sastra, entah klasik atau modern, dari manapun itu asalnya.
17. Seorang komikus terkenal sekelas Riyoko Ikeda, Yana Toboso, Hidekaz Himaruya, Eijiro Oda, dkk.
18. Punya restoran mahal yang pelanggannya artis, pejabat dan tokoh2 terkenal
19. Pertama kalinya 'ehem' saat umur 14 tahun
20. Semua yang ditulis di atas itu adalah bohong dan bukan tentang saya, dan ...

Kamu coba aja cari sendiri mana yang bener



PROBLEM?

Sabtu, 10 Agustus 2013

10 Alasan Kenapa Kita WAJIB Belajar Bahasa Asing (Part 1)

Sebelumnya, Anya mau cerita tentang suatu peristiwa yang terjadi pada Anya tiga tahun yang lalu. Jadi kira-kira gini ceritanya.

Anya: Bu, aku pingin belajar Bahasa Rusia...
Nyokap: Jangan deh, Nya...nggak ada gunanya...
Anya: Kan aku cuma pengen belajar aja, Bu!
Nyokap: Kamu nggak bisa belajar bahasa yang cuma dipake di satu negara. Bahasa Rusia, kan cuma dipake di Rusia doang.

What? Cuma di Rusia doang? Nggak salah, tuh?
Coba Anya tanya dulu ke Mbah Wiki, dan ini Anya nemu jawabannya.

"Bahasa Rusia adalah Bahasa Slavia yang umumnya dituturkan di Rusia, Belarus, Uzbekistan, Kazakhstan, dan Kirgistan. Bahasa ini juga menjadi bahasa tidak resmi namun banyak dituturkan di negara-negara yang menjadi pecahan USSR." 

*intinya sih gitu, jadi bahasa Rusia nggak cuma dipake di Rusia doang, kan?

Anya baru inget, ternyata pas zaman-zaman nyokapnya Anya masih seumur Anya, Rusia masih Uni Soviet -_-

Nggak ada gunanya? Coba lihat lagi!

Bahasa Rusia ini penuturnya ada 278 juta jiwa, dan jadi bahasa resmi PBB selain Arab, Inggris, Spanyol, Mandarin dan Perancis. Noh! Berarti kalo Anya bisa bahasa Rusia, Anya bisa kerja di PBB kan? Iyaa, kan?

Sudahlah rambling soal Rusianya. Bukannya karena nama Anya itu dari nama putri Tsar Nicholas II yang konon kaisar terakhir Rusia, atau bukan juga karena Anya ngiri sama cewek-cewek Rusia yang jauh lebih cantik daripada Anya. Lagian semua cewek di dunia ini cantik, kok. 

That means: Anya juga cantik, dong? *plak!

Yah, pokoknya bukan karena itu, entah kenapa sejak dapet pelajaran Jerman di sekolah, Anya jadi nggak nafsu lagi sama Rusia. Lama-lama Anya punya fetish tersendiri sama semua yang dari Jerman. Gak cuma bahasanya. Produknya, musiknya,.... cowok-cowoknya...hmm! Nggak kuat, deh nahan fetishnya sampai sekarang. Tapi, Rusia masih di tangan yah...

Sekarang Anya mau ngejelasin...10 alasan kenapa kita harus belajar bahasa asing. Apapun itu, entah bahasa Inggris, Rusia, Jerman, India, Thailand sampai Klingon sekalipun. Anya, sih emang bukan anak Sastra...cuma Anya selalu menyempatkan diri buat belajar bahasa asing.

1.) Memperluas pengetahuan kita

Kamu mau nggak kalau disuruh baca buku-buku ini?

Kalian tahu, kan kalau minat baca di Indonesia makin turun? Maka dari itu Indonesia termasuk negara yang tergolong sedikit nerbitin buku. Makanya, banyak buku impor yang beredar di sini biarpun harganya emang MAHAL. Buku impor itu biasanya mengkaji tentang suatu hal lebih dalam, dari berbagai teori. #caelah

Oke, jadi kebanyakan buku impor di sini itu pasti diterbitin pakai bahasa Inggris, kan ya? Nah, coba deh kalian baca...siapa tahu vocab dan grammar English kita bisa nambah mantep:) Terus selain itu, kita juga bakalan tahu sedikit budaya di luar sana. Pengalaman Anya yang baru belajar Inggris dan Jerman aja sedikit membuktikan kalau belajar bahasa itu sekaligus belajar budayanya. 


2.) Memperluas pergaulan 

"Ada yang mau temenan sama aku? Belajar bahasa Zimbabwe dulu, ya?" :D
Biasanya, kan banyak komunitas orang yang lagi belajar bahasa tertentu. Kamu bisa berbagi ilmu bareng mereka, karena di situ kamu bakalan banyak ketemu senior-senior yang udah fasih. Siapa tahu kamu bisa ikutan fasih juga. Kamu jadi lebih gampang mempelajari vocab, pronouncation, tenses, grammar and so on, karena ada teman yang sama-sama belajar juga, kan?

Nah, kalo kita udah fasih bahasa dan tahu budaya negara lain pasti udah bisa dong, cari bahan omongan kalau misalnya kita mau jadi temennya orang luar? Misalkan, kalau mau temenan sama orang Jepang kamu bisa ajak ngobrol dia soal anime, kalau mau temenan sama orang Jerman coba, deh ajak ngobrol dia tentang Oktoberfest itu kayak apa and so on. 

Tapi, masih belum yakin nih? Gimana dong? Aku kan masih belum lancar bahasanya! 
Aku takut salah...

"Ups! Kayaknya kamu pengucapannya ada yang salah, tuh?
Gue yang salah denger, ato elo yang salah ngomong ya?"

Justru orang luar tuh nggak apa-apa kalau kita ngomongnya salah, asal maksud kita jelas. Mereka pasti mau benerin kok :), dan bisa sekaligus ngajarin kita biar tambah mantep.

Aku takut dibilang sotoy!

Ya, udah. Mending ngomongin tentang daily life aja. Udah paling aman, kok tuh buat tahu soal seseorang. Kan, kita sama-sama pengen tahu gimana kehidupan di rumah, sekolah/kampus dan masyarakat masing-masing. Emang, sih kesannya emang agak kepo. Sekalian tanyain kalo sarapan pake apa, makan siang pake apa, snack apa, dan makan malem pake apa ya?

Apaan, sih? Kepo banget!

"Jadi,elo yang selama ini kepoin gue? Mati aja lo!"
Iya...siapa tahu kita bisa coba resep masakan baru. Balik ke poin nomor satu. Terus, siapa tahu kita bisa dateng ke rumah dia (lawan jenis loh, maksudnya kalo yang merasa dirinya maho yah silakan), masakin buat dia dan...lihat poin nomor tiga. 


3.) Peluang dapet jodoh makin besar

"Maknyoosss!!!"

Masakannya enak! Dapet pujian dari dia. 

Kamu seneng banget.

Lama-lama makin deket, kemudian ngerasa cocok. Kini saatnya nyatakan perasaan kamu. Nah, kalo belajar bahasa itu pasti ada tiga/empat/berapapun kata yang pertama kita tahu kan? Bilang tiga kata dari hati yang terdalam itu ke dia.


Ini, nih tiga kata atau lebih yang bisa kamu pilih.
Tergantung kamu mau gebet orang mana :)

Mau lebih romantis lagi? Pelajari gombalan-gombalan dalam bahasa itu, biar si gebetan kamu itu kelepek-kelepek. Terus salah satu cara modusin mereka ya, minta ajarin bahasanya. 

Tapi, kan susah nyari pacar orang luar?

Tenang, internet akan mengabulkan semua permintaan Anda, kok...temennya Anya ada kok yang punya pacar orang India, yang kebetulan ketemu di internet. Terus Anya juga ngerasa, Anya cari jodoh di sini nggak dapet-dapet. Mungkin emang jodoh Anya orang luar, kali ya? Amin. Makanya Anya harus lebih rajin lagi belajar bahasa Inggris sama Jermannya. Anya pasti bisa, kok! 

Loh? Jadi ngelantur, nih? Ya udah, lanjut!


4.) Bakalan gampang kalau mau cari sekolah/kerja di luar negeri

"Lo ambil S2 di University of Helsinki aja...atau nggak di Alvar Aalto University, gitu..."

Ceritanya ada, nih teman kamu orang Finlandia. Sebut saja namanya...Armi (kayak gak ada nama lain aja?). Kamu lagi sibuk-sibuknya cari tempat kuliah buat ambil S2, terus si Armi ini merekomendasikan supaya kamu coba kirim application buat beasiswa di salah satu universitas di negaranya yang cukup terkenal. 

Ya, jelas kamu seneng dan sangat berterimakasih sama si Armi, dong! Kuliah di luar negeri? Kapan lagi? Kesempatan emas, nih! Siapa tahu keterima di sana, dan jalanin poin 3 gitu ya...

Kamu langsung cari info tentang beasiswa itu. Dan, ternyata...beasiswa itu mengharuskan kamu bisa berbahasa Finlandia. Udah begitu, syarat mutlak lagi! Waktu buat mengirimkan application itu tinggal dua minggu lagi...dan kamu sudah kehilangan kesempatan emas kamu. Apa yang akan kamu lakukan? 

"Yah, gue nggak jadi kuliah di Eropa, deh! Huuu...."
Emangnya kamu yakin kamu bisa belajar dalam waktu dua minggu? Enggak, kan?

Makanya, kalau mau kuliah/kerja di luar negeri harus diniatin dari awal. Belajar bahasanya itu yang utama supaya nggak susah komunikasi, terus coba mengerti budaya mereka dan kampus/perusahaan impian kamu niscaya bakalan ada di depan mata. Trust me, it will work. Anya juga lagi usaha buat dapet S2 di Eropa, kok kamu nggak sendirian.

5.) Katanya, sih...bisa membuat otak kita terus berkembang...



Eh, ini beneran lo! Ada suatu penelitian di Swedia yang bilang kalau kita belajar bahasa asing itu ada beberapa bagian dalam otak kita yang berkembang ukurannya. Terus, belajar bahasa itu juga mengurangi resiko terkena penyakit Alzheimer. Jadi, nggak ada salahnya kan belajar bahasa apapun itu? Nggak ada kata telat, kok...better late than never.

Lagipula banyak manfaat yang kita dapat dari belajar bahasa asing itu. Selain tambah pengetahuan, tambah teman, enteng jodoh dan tambah peluang, kita juga bisa hidup lebih sehat, bukan?

Buktinya ada di sini.

-To Be Continued  

Jumat, 09 Agustus 2013

The Story of M x M




They had nothing to say to each other, always. Every time, those two people were sitting together under that tree. A blonde-haired man whose always taking notes, and a black-haired woman whose never stopped sketching on their own papers.

They created their own silence, not because of their shyness. The man thinks that silence is the best thing, he must concentrate on his researches about plants. The woman seemed she was living in her own made dream world which could be seen in her drawings.

Until one day, they sat down again under the same tree and doing the same thing. The blonde man suddenly he couldn't begin to take any notes; his pen was running out of ink. There weren't anybody passed that place, so the only person he could ask for help is her.

He tapped her shoulder, and then that woman turned her head. She looked at him in his azure orbs.
"Can I borrow your pen?" he said. The woman put her right hand in her shoulder bag, and searched for a pen.
"Here you go." she said as she passed a pen.
"Thanks a lot! Anyway, what's your name?" said the man as he lent his hand.
"Makimura Miko, just call me Miko. And you?" she answered, lending her hand back. The man seems puzzled hearing her words. How can be this coindence happened to him?
“Mikko Makinen, Mikko...” he replied.

Since then, they always had a thing to say to each other.

\
Prompt 164: They have nothing to said to each other....
Picture taken from here

Character Visualizations:
- Miko Makimura: she maybe looks like her
- Mikko Makinen: I think he could have the same look as him

Jumat, 28 Juni 2013

servusgruezihallo?

Hallo! Anya, nih! Sekarang ini postnya emang yah...rada-rada nggak penting, sih. Cuma mau ngejelasin kenapa URL blog ini namanya agak-agak lucu gimana...gitu...
#lucuapanya




Oke, jadi nama URL ini servusgruezihallo.blogspot.com . Ya, kan? Aku nggak salah tulis dan kamu juga gak salah baca. Mungkin dari antara kalian ada yang masih wondering itu artinya apa.

Yeyeaa...jadi, kan ada tiga kata yang bisa kita dapet dari URL ini: servus, gruezi, dan hallo. Tiga kata ini yah, fungsinya samalah...buat sapaan informal (?) gitu dalam bahasa Jerman. 

Kok, sampe ada tiga? Itu sama-sama bahasa Jerman, kan?

Yah, buat kamu semua yang belum tahu atau mungkin baru belajar bahasa Jerman detik ini, sini aku jelasin sedikit info soal bahasa ini. Bahasa Jerman ini paling banyak dituturkan di tiga negara, Di Jerman, Austria sama Swiss. Jangan dikira bahasa Jerman yang dipake di tiga negara itu sama persis. Justru beda jauh gitu, bahkan orang dari tiga negara itu bisa menyebut suatu benda dengan nama yang beda. Aku kasih contoh yang simpel ajalah, misalkan buah aprikot. Kalo di bahasa Jerman standar itu buah aprikot dibilangnya Aprikose. Tapi, kalo di bahasa Jerman yang Austria dibilangnya Marille. Gak nyambung, kan? Aneh, kan? 

Sebenernya sapaan informal dalam bahasa Jerman tuh masih banyak lagi, cuma yang aku pake tiga itu aja. Soalnya itu yang paling simpel dan banyak banget dipake, sampe-sampe dibikin lagu di sana. Lagunya emang rada2 gaje, sih makanya aku gak mau post di sini.

Nah, bedanya servusgruezi, dan hallo ini tuh, negara yang pakai kata sapaan ini. Servus itu dipakenya di Austria, gruezi itu dipakenya di Swiss and hallo udah pasti dipake di Jerman. 

Udahlah, ngapain juga lu ngasih kuliah umum tentang bahasa Jerman? 

Kamu yang nanya, kan tadi? Gak apa-apa, lah. Kan, aku berniat mulia...buat menambah populasi orang yang ngerti bahasa Jerman di dunia ini. Syukur-syukur ntar bisa ngajar bahasa Jerman, maksudnya bisa kerja di kedutaan Jerman gitu.

Sebelumnya, blog ini mau dipakai buat project art sama tulisan aku yang kebetulan judulnya sama. Tapi, yah...kan kalian pasti bosen kalo cuma dicekokin cerita sama gambar yang ancur terus. Ntar aku ceritain deh, projectnya apa dan mulainya dari mana, aku juga bakalan post cuplikan projectnya.

Terus blog ini isinya apa lagi?

Yah, selain project tadi aku juga bakalan bikin review tentang lagu-lagu, artis, film, buku dan  lain sebagainya. Tentunya yang masih ada hubungan dengan projectnya (yang nggak ada hubungannya juga gak apa-apa sih). Paling banyak aku bakalan ngeripiu tentang apa-apa yang berhubungan dengan Jerman, Austria sama Swiss. Kayak bahasan aku tentang Regen und Meer kemaren. Tapi itu nggak menghalangi aku bahas tentang negara lain. Negara favoritku di luar negara sendiri ga cuma tiga itu, kok hehehe...

Udahan, yah capek ngetiknya! Tschuss!







Kamis, 27 Juni 2013

Hujan dan Lautan (?)

Hello, Anya di sini! Yeah, kali ini aku ngepost pakai bahasaku sendiri dan itu di luar project cerita sama art yang aku bikin. Tapi masih ada hubungannya, sih. Abisnya bosen pake bahasa Inggris mulu, lagian kan aku mau menambah visitor dari negara sendiri alias Indonesia.

Kali ini aku mau ngeshare satu lagu, ini lagu sebenernya udah lama banget, zaman aku SD ato SMP kali yah?  Judulnya, kalau diterjemahin dari bahasa aslinya, sih...literally Hujan dan Lautan (aslinya liat aja gambar yang di bawah).




Ada yang bisa nebak lagu ini bakalan diterjemahin dari lagu bahasa apa? Salah gak apa-apa, kok aku juga nggak bakalan gigit.

Yak! Selamat buat kalian yang jawabannya bener! Aslinya lagu ini ditulis dan dinyanyikan dalam bahasa Jerman, sama grup band yang (kalo nggak salah) namanya Juli. Jadi aku nemu lagu ini pas lagi nyari-nyari lagu berbahasa Jerman, terus salah satu hasil nemu itu yah, lagu ini. Karena petikan gitarnya yang keren, aku jadi suka sama lagu ini. Setelah aku cari terjemahannya, ternyata lagu ini juga punya makna yang dalem.

Lagu ini ceritanya tentang cewek yang suka sama satu cowok, tapi cowoknya ternyata nggak mau sama dia dan ninggalin dia, karena mereka itu berbeda dan gak bakalan cocok. Sama kayak ''hujan dan lautan" yang digambarin di lagu itu. Nyesek banget, nggak sih?

Ini aku udah bikin terjemahannya, tapi ada beberapa kata yang aku ubah sedikit. Jadi nggak persis sama lagu aslinya (digaplokin). Abisnya agak-agak susah gimana gitu nerjemahin lagu dari bahasa Jerman ke bahasa Indonesia, sama nyesuaiin sama nada lagunya gitu.

Disclaimer: Lagu ini sampai kiamatpun juga punya Juli dan aku cuma menerjemahkan lagu ini untuk kesenangan semata.

REGEN UND MEER

Original lyrics and English Translation: 
Original song download link:

Apa yang terjadi
Di antara kita
Kau telah bersamaku
Dan ada di dekatku

Mengapa kau diam
Aku bertanya-tanya 
Dalam hati
Sedang apa kau di sana?

Dan kutinggalkan kotamu
Banyak kenangan di sana
Sesuatu yang tak kau mau
Dan ku mau, sudah mulai
Akulah hujan, dan kau lautan

Kupikir ku 'kan tinggalkanmu
Tapi ternyata tak bisa
Apa ku terlalu cinta?
Maka itu ku tak bisa
Ku coba untuk membencimu
Tapi selalu tak bisa, oh tak bisa

Kuingat dulu
Kupejamkan mata
Dan aku lari buta
Untuk mencari cinta

Inikah cinta?
Ku telah lama sendiri
Aku sangat bahagia
Saat kita bertemu

Dan kutinggalkan kotamu
Banyak kenangan di sana
Sesuatu yang tak kau mau
Dan ku mau, sudah mulai
Akulah hujan, dan kau lautan

Kupikir ku 'kan tinggalkanmu
Tapi ternyata tak bisa
Apa ku terlalu cinta?
Maka itu ku tetap tak bisa
Ku coba untuk membencimu
Tapi selalu tak bisa, oh tak bisa

Aku hujan kau lautan
Hujan lembut turun dalam hening
Aku hujan kau lautan
Hujan lembut melukis
Lingkar-lingkar di laut

Kupikir ku 'kan tinggalkanmu
Tapi ternyata tak bisa
Apa ku terlalu cinta?
Maka itu ku tak bisa
Ku coba untuk membencimu
Tapi selalu tak bisa, oh tak bisa

Yah, begitulah kira2 terjemahan lagunya. Oh, iya! Aku lupa kasih link ke original fiction karangan aku yang kebetulan judulnya sama persis kayak lagu ini. Agak ancur, sih emang. Maklum pengarang amatir, Kalau ada yang punya akun di Fictionpress, read and review aja, gapapah kok. Terus kalau ada yang minta terjemahan lagu dalam bahasa-bahasa di Eropa gitu boleh, kok. Asal jangan lagu Perancis aja, soalnya bakalan lebih ribet bikinnya.


Danke schon und auf wiedersehen!

Minggu, 05 Mei 2013

Liebe ist in der Luft!



So, here are some of the pictures that I've made and little stories behind these scenes.


Nadine just awoken from her sleep that morning, then she found a cup of coffee on her bedside table. She sat herself down on a chair, picked up her cup, and read the writing on a yellow sticky note on the cup. The writing had five words that written with blue ink pen.
Hyvaa huomenta, mina rakastan sinua.
She wrinkled her forehead, reading the fourth word. Nadine had learned Finnish for a couple of weeks, but this word had never been written in her learning modules.
“I think I should ask Antti, it would be very embarassing if he didn’t know what the word means”
 Suddenly, a man entered her bedroom. Nadine directly asked him about the meaning of the 4th word. Antti just answered her question with making a shape of heart with his hands and he said: “Ich liebe dich,”
Then the man held her right palm, and he said:
Do you want to be my lover?





Himmel. 
That's a German word for sky. 
When Elise looking into Dieter's eyes, she felt like flying to the blue sky.
"Dieter, may I have the eyes of yours?" one day she asked him.
"Haha...how can it be?" said the young man, and than he giggled.
"Because, I love your eyes. It's so blue, just like the sky above."
The young man only replied her with a little smile. They just realized that by looking to each other's eyes, they already wanting each other.

"Meine Augen wollen nicht dein Gesicht, ich will auch nicht deinen Körper, aber mein Herz will dich."
(My eyes don't want your face, i don't want your body too, but my heart wants you.)
"Oh, so ik wil nicht anders den jij!"
(Oh, so I don't want any other than you!)

First!

Moi!

Let me introduce myself, my name's Teresa Anyelir Putri. You can call me Anya, or everything you want. I'm a 18 years old girl from Indonesia.
Currently I'm a high school student whose waiting for graduation and enrolling for colleges. In this blog I will  share my thoughts and opinions by posting some drawings, stories and poems which created by me. I think this introduction is enough, so...Auf Wiedersehen!