Bagi Aozora Kato, kehidupan merupakan suatu rutinitas yang sangat membosankan. Dipikir punya kehidupan ganda itu enak? Tidak sama sekali, melelahkan memang merupakan hal yang sudah pasti. Setiap pagi sampai siang, ia adalah seorang mahasiswa biasa yang harus menjalani perkuliahan dan mengerjakan tugas yang menumpuk dari dosen.
Pada malam hari dan akhir pekan, dia berubah menjadi sosok yang berbeda. Ia bukan lagi Aozora yang dikenal di mata teman-teman dan keluarganya sebagai seorang mahasiswa berhati malaikat.
"Tangannya disilangin di dada, kaki kiri pindahin ke belakang. Jangan lihat kamera."
Klik!
Di depan layar berwarna putih, sang pemuda bertubuh tinggi itu mengikuti apa yang diinstruksikan oleh seorang wanita di depannya. Sudah tiga setengah tahun lamanya dia harus bekerja seperti ini. Berpose di depan kamera kesannya memang mudah, tapi kau tidak akan tahu fantasi kotor di kepala orang-orang saat melihat hasil jepretan itu. Melalui gambar-gambar itu ia seakan ditelanjangi dan disentuh oleh tangan-tangan tidak terlihat.
Pemuda manis dan lembut hati itu berubah menjadi sosok yang begitu seduktif dan menggoda siapapun lewat penampilannya. Dapat dikatakan ia seperti jelmaan iblis yang katanya dapat menghisap tenaga orang lain dengan pesonanya.
Sebenarnya itu semua juga bukan keinginannya. Ia adalah pria dewasa yang harus mandiri dan tidak selamanya bergantung pada kiriman uang kedua orang tuanya. Mau tidak mau Aozora harus bekerja keras, untuk membiayai kehidupannya sendiri dan adik laki-lakinya. Pemuda itu juga mendapatkan pekerjaan yang kesannya mudah tapi dengan beban moral yang berat ini juga karena salah seorang temannya diam-diam mendaftarkannya.
Seperti kata pepatah, di dunia ini tidak ada yang gratis. Lembaran-lembaran uang tersebut, ditukarkannya dengan jati diri dan kebebasan yang dimiliki pemuda itu sejak lama. Tapi itu semua tidak apa-apa selama ia mendapatkan pekerjaan itu maupun uangnya dengan cara yang belum masuk kategori tindak kriminal.
Beberapa tahun kemudian, pria itu sudah meninggalkan pekerjaannya. Lembaran uang yang dihasilkan pekerjaan ini memang cukup banyak, namun tidak ada yang abadi. Tidak selamanya ia bisa berpose di depan kamera, pasti mereka mencari wajah-wajah yang lebih muda dan segar untuk disalurkan menjadi bahan fantasi kotor yang baru. Walaupun model laki-laki itu memiliki rentang usia karir yang lebih panjang apabila dibandingkan dengan perempuan.
Ia tidak akan tahu sampai kapan ia dijadikan bahan fantasi kotor atau boneka kaum kapitalis. Pemuda itu ingin menjadi seorang manusia yang bebas dan memiliki kehidupan normal. Aozora yang sudah mendapatkan gelar pendidikan yang tinggi, memutuskan untuk meninggalkan dunia itu dan mengabdikan dirinya pada ilmu. Percuma saja sekolah tinggi-tinggi, tapi tidak bisa mengaplikasikan ilmu yang didapatkannya selama ini.
Aozora masih mendapatkan lembaran uang yang cukup banyak, namun tidak dengan berpose di depan kamera seperti dulu. Sekarang laki-laki itu setiap hari harus berurusan dengan blueprint, rancangan bangunan dan klien yang harus dilayani. Pekerjaan ini memang sedikit sulit dan merepotkan, namun Aozora menyukai pekerjaan barunya. Ia dapat menguatkan imaji personalnya dan kebebasan yang sudah beberapa tahun lamanya direnggut itu seakan sudah kembali. Walaupun pekerjaan apapun juga sama saja diperbudak, setidaknya ia hanya fokus pada satu urusan.
"Tuan Kato, hari ini ada seorang klien yang ingin menemui Anda." ucap seorang perempuan muda berambut hitam panjang yang diikat ke belakang.
Laki-laki itu mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang menumpuk di atas mejanya dan menatap mata si perempuan muda yang bernama Miho Makimura, salah satu asistennya di kantor itu.
"Persilahkan dia masuk, Nona Makimura." balas laki-laki itu kalem. Perempuan tersebut melangkah ke arah pintu ruangan dan membukanya perlahan. Di ambang pintu, Miho bercakap-cakap sejenak dengan si klien sebelum mempersilahkannya masuk. Beberapa menit kemudian, seorang wanita lain yang penampilannya dapat dikatakan modis masuk ke dalam ruangan tersebut. Aozora heran mengapa perempuan ini yang menemui dia, bukankah Tuan Clarkford yang menelepon beberapa minggu yang lalu itu berjenis kelamin laki-laki kalau didengar dari suaranya? Ditambah, ia sudah pernah berurusan dengan klien ini sebelumnya jadi memang Aozora sudah mengenal wajahnya.
Apa jangan-jangan perempuan ini adalah istri atau saudaranya Tuan Clarkford? Ataukah dia klien yang lain? Dia sama sekali tidak peduli dengan siapa sebenarnya perempuan ini, yang penting urusannya sama klien harus selesai. Perempuan berambut cokelat tua panjang yang digerai begitu saja itu melangkah ke arah meja kerjanya, kemudian menarik kursi dan mendudukkan diri.
"Saya Aozora Kato. Apakah ada yang bisa saya bantu, Nona?" tanya pria itu ramah.
"Perkenalkan, nama saya Feressia Clarkford. Begini, ayah saya menelepon Anda beberapa minggu yang lalu. Beliau sedang banyak urusan jadi...saya yang diminta mewakili beliau untuk menemui Anda." jawab si perempuan muda dengan nada manis yang terkesan dibuat-buat. Oh, jadi perempuan ini putri dari Tuan Clarkford yang tempo hari lalu menelepon? Kalau dilihat-lihat tidak begitu mirip dengan ayahnya.
"Saya mengerti. Jadi, bagaimana kelanjutan proyek yang dibicarakan beliau sebulan lalu itu?" kata pria itu sambil mengaduk-aduk secangkir teh manis yang ada di atas mejanya untuk memulai pembicaraan. Wanita muda di depannya tengah sibuk membuka-buka foldernya untuk menemukan dokumen yang dimaksud, kemudian memperhatikan wajah pria itu sejenak.
Aozora menatap wajah perempuan itu dan menanyakan pertanyaan yang sama sekali lagi, "Bagaimana?"
"Maafkan saya, sepertinya saya pernah melihat wajah Anda sebelumnya...tapi saya tidak begitu ingat di mana." ucap wanita tersebut pelan. Apa Feressia ini maksudnya mau melakukan hal yang disebut dengan modus untuk mendekati Aozora? Aozora yakin, perempuan ini sama sekali tidak pernah melihat wajahnya.
"Maksud Anda?" tanya pria itu bingung.
"Wajah Anda mirip dengan model yang beberapa tahun lalu mempromosikan label fashion terkenal asal Prancis itu. Dan, ya... model itu juga pernah dimasukkan dalam edisi spesial sebuah majalah fashion di Jepang." ucap perempuan itu lagi.
Apakah saking cintanya dia sama dunia fashion sampai hafal bagaimana wajah model-modelnya? Perempuan di depannya ini sangat mencurigakan. Ada kemungkinan Aozora tanpa sadar mengeluarkan tatapan seduktifnya sampai si perempuan ini ingat kalau ia pernah menjadi model dan bingung mengapa tiba-tiba ia bisa bekerja di situ.
"Barangkali wajahnya hanya sekedar mirip saja. Anggap saja kebetulan." ucap pria itu kalem agar Feressia dapat mengalihkan topik ke proyek ayahnya tersebut.
Yah, inilah susahnya punya kehidupan ganda sekaligus pernah menjadi sosok yang fotonya tersebar di mana-mana. Walaupun kau sudah keluar dari kehidupan yang tidak ingin kau ingat lagi, namun masih saja mereka mengingat imaji publikmu yang dipaksakan.
#NulisRandom2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar