Sabtu, 20 Juni 2015

day 20: odd names

Sebenarnya apa arti dari sebuah nama? Aku iri pada mereka di luar sana yang diidentifikasikan dengan rangkaian kata indah dan mudah diingat. Misalnya saja, aku pernah menemani seorang pelancong asal Indonesia di jalan raya Khaosan tempat para turis mencari kesenangan dan berbelanja. Si pelancong itu memintaku untuk memanggilnya Dhika dari nama lengkap Raphaella Gusti Mahardhika (yang sempat kubaca di kartu identitasnya). Atau seorang sahabat penaku asal Prancis yang selalu mengakhiri setiap suratnya dengan nama Pierre Foucault.

Ya, aku tahu kalau nama orang di Thailand itu panjang-panjang dan susah dibaca. Untuk mendaftar forum online internasional, terpaksa aku harus menyingkat namaku atau menyamarkan identitas karena username-nya hanya terbatas 20 karakter termasuk spasi. Nama asliku, kan 20 karakter lebih. Demi apapun, forum ini sama sekali tidak punya toleransi pada orang bernama panjang dan ribet.

Dalam forum dunia maya atau ketika bertemu dengan orang asing, aku selalu meminta mereka memanggilku dengan nama Iris. Bukan apa-apa, seperti yang dijelaskan tadi nama orang Thailand itu panjang-panjang dan susah diingat maupun diucapkan. Maka dari itu, nama asliku kadang terbaca aneh. Dan ada rasa takut kalau orang-orang yang teridentifikasi dengan rangkaian kata indah itu akan menghina nama asliku.

Tahun demi tahun di mana aku selalu menutupi identitasku berlalu. Pada suatu hari, aku diajak berkenalan oleh seorang laki-laki. Laki-laki ini mengaku sebagai salah satu teman dari Dhika. Wajahnya memang tidak begitu tampan dan bentuk fisiknya juga kurus tinggi. Namun saat kami berdua tengah bercakap-cakap di kafe itu, ternyata ia menyenangkan juga.

Atmosfer menyenangkan itu berubah saat ia tiba-tiba menanyakan siapa namaku.

"Omong-omong, siapa namamu? Dari tadi kita belum berkenalan. Padahal ngobrolnya juga udah setengah jam." gumam pria itu sambil melirik jarum jam arlojinya.

"Panggil Iris saja. Jangan tanya nama asliku." ucapku dingin sambil terus mengaduk kopiku yang mulai mendingin.

"Memangnya kenapa?" tanya pria itu santai.

"Nggak apa-apa...tapi nggak penting kamu tahu nama asli aku..." ucapku pelan sambil menatap matanya intens.

"Kalau aku pengen tahu gimana?"

Oke, baiklah. Jika ia memaksaku, aku akan mengeluarkan kartu namaku. Aku merogoh tasku dan mengeluarkan kartu nama, lalu meletakkannya di meja kafe. Tangan pria itu meraihnya dan melihat kartu itu sejenak. Kemudian kepalanya diangguk-anggukkan sedikit.

"Boleh panggil pakai nama aslimu saja, nggak?" tanya pria itu. Lantas aku merasa kaget karena pria itu ingin memanggilku dengan nama asli yang sulit diingat.

"Apa? Tapi itu kepanjangan..." gumamku.

"Nggak apa-apa, Siriporn. Lagipula namaku juga aneh, kok." ucap pria itu santai sambil merogoh kantong dan mengeluarkan kartu namanya. Aku memandangnya sejenak, lalu tersenyum kecil karena baru pertama kalinya orang asing mau memanggilku dengan nama asli.

Dan karena nama pria itu juga aneh, aku tidak mau memberitahukannya padamu.

#NulisRandom2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar