Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, di mana kebanyakan orang yang tinggal di kamar-kamar sewaan itu sudah terbuai ke alam mimpi. Yah, mungkin ada pengecualian untuk seorang mahasiswa pascasarjana jurusan teknik finansial tahun kedua. Pria muda keturunan Asia Timur itu sedang duduk diam di atas bangku, kedua manik hitamnya mengeluarkan tatapan siap tempur dengan kertas-kertas berpanel yang ada di depannya.
Tangannya sibuk mengsketsa di atas kertas yang dibaginya menjadi beberapa panel. Pekerjaannya itu harus sudah selesai malam ini karena "wanita-wanita busuk" pasti akan menagih hasil pekerjaannya pekan depan. Bisa gawat jadinya, jika mereka nantinya akan mengancam pria muda itu kalau pekerjaan sialan tersebut belum diselesaikannya. Ancaman itu sangat mengerikan baginya, "wanita-wanita busuk" yang dikenalnya itu pasti akan memasangkan pria itu dengan teman sekamarnya atau siapapun itu asalkan dia juga berjenis kelamin pria. Kanegawa Toshiro -- nama pria muda tersebut, memang dapat dikatakan manis dan tampan dalam waktu bersamaan apabila dilihat dari penampilannya. Sepasang manik hitam yang menyembunyikan dirinya di dalam lipatan derma yang berwarna tidak begitu pucat, menambah kadar gula pada penampilannya. Dapat dibayangkan kalau Toshiro sedang tersenyum atau tertawa alisnya akan nampak seperti menjadi empat, dan bibir tipisnya yang ditarik kedua pinggirannya membentuk lesung pipit yang khas.
Namun sayang sekali, entah kenapa pria itu jarang tersenyum. Hal itulah yang membuat pria Jepang itu banyak digemari wanita pecinta manga dan anime yang mencari pria berpahat komik untuk dipacari atau pria gay yang mengincar pria bertampang "korban serangan" yang dapat disantap hidup - hidup. Sekarang, Toshiro sedang terlihat serius dengan pekerjaannya menggambar komik homo pesanan "wanita-wanita busuk" di dunia maya, mungkin semakin lama pria itu menciptakan komik homo dia akan menjadi seorang "pria busuk". Walau sedang seriuspun pria itu tetap saja terlihat manis.
"Toshiro, kau belum tidur juga?"
Terdengar sebuah suara beraksen Jerman dengan nada bas dari belakang pria yang sedang sibuk itu. Pria muda berambut hitam itu menoleh ke belakang, dan nampak sesosok pria lain yang lebih tinggi darinya. Berbeda dengan Toushiro yang merupakan tipe pria pahatan komik, Dieter Eisenschmidt yang kemungkinan adalah teman sekamarnya merupakan tipe pria yang lebih disukai oleh kebanyakan wanita. Pria itu nampak seperti sesosok pangeran tampan dalam dongeng-dongeng yang menceritakan mengenai para putri raja pada zaman Eropa kuno. Wajahnya menonjolkan rahangnya yang kukuh, dihias sepasang netra sewarna dengan langit. Tubuhnya tinggi, tipe yang ideal dan atletis. Berbeda dengan Toshiro yang memiliki tubuh kurus tinggi dan posturnya terkesan ringkih.
"Aku tidak akan tidur sebelum pekerjaanku selesai, Dieter. Kau tahu, kan aku ini seperti apa?" ujar Toshiro kepada temannya itu.
"Kau ini tidak berubah, Toshiro. Sejak dulu sifat keras kepalamu itu tidak pernah hilang. Aku takut kalau penyakitmu itu akan semakin parah." ucap Dieter sambil geleng-geleng kepala dan mengacak-acak rambut hitam pria itu.
"Aku masih kuat, kok...tenang saja." ucap Toshiro pelan.
Dieter hanya cuek saja dan memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan mencoba memejamkan kedua matanya. Toshiro menghela nafasnya saat kedua matanya tertuju pada satu sketsa di sebuah panel dalam kertas putihnya. Tangan kirinya membetulkan poninya yang menutupi dua iris gelapnya dan tangan kanannya menjatuhkan copic pen yang digunakannya dari tadi untuk menebalkan gambar hasil sketsanya. Pria Jepang itu memandangi salah satu panel di mana terlihat ada dua orang laki-laki yang sama-sama menghadap ke samping kiri. Salah satunya nampak menggigit bagian leher yang lain. Kemudian pada panel berikutnya bekas gigitan itu nampak jelas di lehernya.
"Kissmark, ya? Aku sudah berkali-kali menggambar adegan ini tapi aku sendiri belum pernah mendapatkannya." batin pria itu dalam hati.
Dasar pengarang yang teralienasi dari karyanya sendiri. Pertama, dia menggambarkan bagaimana kaum homoseks itu melakukan hubungan seksual. Sedangkan dia sendiri jangankan pernah melakukan seks dengan sesama laki-laki, homoseks saja bukan. Setidaknya dia masih nafsu melihat seorang wanita yang memakai bikini yang mengekspos tubuh mereka dengan jelas. Berarti dia sama sekali bukan homo, kan?
Dia memutuskan untuk mencoba melakukan hal yang sama dengan apa yang digambarkan di komik itu. Memang ini kurang kerjaan, tapi daripada dia teralienasi dari pekerjaannya sendiri. Mau bagaimana lagi, coba? Pria itu mencoba menggigit pergelangan tangannya sendiri dan memainkan bibirnya di wilayah itu. Sudah berkali-kali dia melakukan percobaan membuat kissmark, namun mau bagaimana lagi? Hasilnya sia-sia, tidak berubah warna seperti yang tergambar di cerita atau komik. Apa yang di komik itu hanya sekedar idealisme homoseksualitas semata?
Pada akhirnya ia mencoba menggigit dan memainkan lidahnya sendiri di daerah lain yang lebih sensitif. Toshiro memutuskan untuk membuka kaos lengan panjang yang dipakainya dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang agar dia lebih leluasa mencoba membuat kissmark di bagian kulit dekat ketiaknya. Sudah beberapa kali dia mencoba hal tersebut, dan akhirnya muncul ruam-ruam kemerahan di kulitnya.
Dieter yang ternyata belum tidur mengalihkan pandangannya dari telepon genggam layar sentuh ke arah teman serumahnya itu. Mata biru langit itu menatap gerak-gerik Toshiro yang menurutnya sangat aneh dan mencurigakan. Ditambah ia sedang telanjang dada waktu itu. Toshiro sadar apabila sejak tadi teman serumahnya itu mengawasi gerak-geriknya.
"Apa yang kamu lakukan? Mau coba bunuh diri?" tanya Dieter sambil bangkit dari pembaringannya dan duduk di tepian ranjang. Toshiro yang sedang sibuk melakukan percobaan kurang kerjaan itu tersentak mendengar suara Dieter dan mengubah posisi duduknya menjadi bersandar pada dinding kamar.
"Ah...bukan apa-apa. Aku cuma mau belajar gimana cara bikin kissmark. Kenapa nggak sampai biru kayak yang di cerita-cerita itu, ya?" gumam Toshiro ragu-ragu sambil menutupi bagian tangannya yang agak kemerahan karena ulahnya sendiri.
"Apa?" tanya Dieter lagi sambil mengernyitkan dahinya dan menatap wajah Toshiro.
"Cara bikin kissmark."
Dieter hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah temannya yang begitu polos sampai tidak tahu bagaimana bentuk kissmark yang asli. Tatapan mata pria yang berasal dari ras Aria itu seakan meneliti sekujur tubuh Toshiro dari atas sampai bawah. Pria itu merasa terancam dengan tatapan teman serumahnya yang seakan membayangkan dia sedang benar-benar telanjang bulat.
"Dasar kurang kerjaan."
#NulisRandom2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar