Selasa, 16 Juni 2015

day 17: mengaguminya dari jauh

Mataku ingin melihat sosoknya yang begitu bersahaja di balik gemerlap dunia selebritas. Dia tidak begitu merasakan ketidaknyamanan atas penampilannya yang sering menjadi bahan hinaan. Siapa juga orang yang akan suka melihat tubuh yang agak berisi di kala masih banyak saingannya yang bertubuh ramping? Atau sepasang pipi gempal dan mata sipit di wajah itu yang tidak tertarik untuk diubah olehnya. Betapa jemariku gemas untuk mencubit pipi gempal putih itu.

Ingin rasanya aku menjalin pertemanan dengan pria itu. Aku tertarik padanya dalam pandangan pertama bukan karena fisik semata. Banyak yang mengatakan penampilannya di bawah rata-rata, bagiku dia sungguh menawan hati. Wajah dan senyuman polosnya sungguh menipu kedewasaan usianya. Cara bicara yang natural, kegemarannya bermain game dan tingkah jenaka itu menciptakan imaji sosok yang seperti anak-anak.

Telingaku ingin mendengar lantunan lagunya, saat ia disinari cahaya panggung sendirian. Aku kaget saat jemari gembulnya itu berhadapan dengan tuts piano. Ketika suara dan nafasnya yang diatur sedemikian rupa dikeraskan dengan mikrofon. Jemari itu ternyata dapat menari lihai di atas tuts piano, menyuarakan dentingan nada indah ditambah lantunan syair nan manis.

Ia sungguh idola sejati yang lebih fokus dalam pengembangan diri. Keahliannya berlagu patut diacungi jempol. Pria itu juga dapat membedakan antara dunia nyata dan dunia di balik layar. Dalam setiap klip musik, film, drama dan iklan di mana sosoknya berseliweran, ia seakan menjadi orang lain. Apakah ia sebenarnya mengidap kepribadian ganda? Ataukah dia sungguh mendalami peran-peran yang dimainkannya? Aku tidak begitu tahu.

Pantas saja seorang sutradara terkenal pernah mengambil dirinya untuk diroketkan ke kancah perfilman internasional. Di tengah-tengah orang yang membencinya, aku yakin sebagian orang menyukai sosoknya yang begitu sederhana. Pria itu seakan membuat para penerusnya nanti belajar bahwa untuk menjadi bintang kau tidak harus menjual wajah dan tubuhmu namun tunjukkan apa yang kau bisa.

Banyak kekaguman padanya yang tidak bisa kusampaikan dalam kata-kata. Suatu hari nanti saat aku bertemu dengannya, aku akan menyatakan rasa kagumku dan mengucapkan terima kasih padanya. Terima kasih banyak atas pelajaran yang kudapat dari sosok yang begitu sederhana, terutama dalam hal kepercayaan diri. Rasa tidak nyaman akan tubuh yang kumiliki perlahan hilang sejak aku mengenalnya.

Sayang sekali, sejak awal tulisan terlihat kalau aku hidup di dalam mimpi. Semua yang akan kulakukan tadi hanyalah delusi seseorang yang mengagumi sosoknya dari jauh. Ada suatu batasan kaca yang membatasi aku dan dia agar tak dapat bertemu.

Satu-satunya hal yang dapat kulakukan adalah mengucapkan selamat padanya karena hari ini dia telah diberi kesempatan untuk hidup setahun lagi. Usianya yang sudah mencapai tiga puluh dua tidak akan pernah menurunkan sinarnya sebagai bintang, walau di langit banyak bertebaran bintang-bintang baru. Aku hanya bisa berharap semoga dia bisa mempertahankan imajinya sebagai idola yang begitu alami. Seorang idola yang merakyat, tidak memikirkan fisik dan terus mengembangkan diri.

#NulisRandom2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar